Selasa, 21 Januari 2014

Accesoris Murah nan Glamor

tas korea 130rb

tas korea 160rb
anting 23rb

anting 23rb

anting manis 23rb

Cincin bahan alloy 23rb

Cincin bahan alloy 23rb

Kalung Gold bahan Alloy hharga 60rb

Kalung Glamor Bahan Alloy harga 60rb
Tampil glamor dengan berbagai accesoris dari Nawa Busana, berkualitas dan murah.pemesananan invite pin 29eeeff6, atau email nawabusana@gmail.com/ putunovaoktaviani@gmail.com

Destar atau Udeng Bali

Pemesan bisa melalui bbm 29eeeff6, melalui email putunovaoktaviani@gmail/ nawabusana@gmail.com. 
Bisa memesan destar jadi, setengah jadi, ataupun yang lembaran. Lama Pengerjaan 3 Hari paling lama. Kualitas dijamin bagus, tampil elegant dengan berbagai design dari Nawa Busana. Suksma
Udeng Putih dengan Pinggiran 65rb

Udeng Putih Pinggiran Biasa 65rb

Udeng Putih Pinggiran Songket Silver 85rb

Udeng Putih Pinggiran Songket 85rb

Udeng Putih Pinggiran Songket Putih Gold 85rb

Udeng dengan kain Endek Sidemen 75rb

Udeng Batik 75rb

Kebaya Fullkerawang Daun 350rb

Kain Kebaya Sofia Jepun 170rb, Bahan lembut dan nyaman dipakai, masih ada berbagai motif lainnya yang gak pasaran

Kemeja Batik Pria untuk kundangan, kantor atau pun acara lainnya 120rb design limited hanya 4pcs

Kebaya Fullkerawang Kipas, warna putih, tersedia 6 warna lainnya, harga 350rb

Gelang cantik dihiasi permata berkilau bahan alloy harga 60rb

Makna Busana Kepura Adat Bali

Busana adat ke Pura untuk putra
Dalam menggunakan busana adat Bali diawali dengan menggunakan kamen. Lipatan kain/kamen (wastra) putra melingkar dari kiri ke kanan karena laki-laki merupakan pemegang dharma. Tinggi kamen putra kira-kira sejengkal dari telapak kaki karena putra sebagai penanggung jawab dharma harus melangkah dengan panjang. Tetapi harus tetap melihat tempat yang dipijak adalah dharma. Pada putra menggunakan kancut (lelancingan) dengan ujung yang lancip dan sebaiknya menyentuh tanah (menyapuh jagat), ujungnya yang kebawah sebagai symbol penghormatan terhadap Ibu Pertiwi. Kancut juga merupakan symbol kejantanan. Untuk persembahyangan, kita tidak boleh menunjukkan kejantanan kita, yang berarti pengendalian, tetapi pada saat ngayah kejantanan itu boleh kita tunjukkan. Untuk menutup kejantanan itu maka kita tutup dengan saputan (kampuh). Tinggi saputan kira-kira satu jengkal dari ujung kamen. Selain untuk menutupi kejantanan, saputan juga berfungsi sebagi penghadang musuh dari luar. Saput melingkar berlawanan arah jarum jam (prasawya). Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan selendang kecil (umpal) yang bermakna kita sudah mengendalikan hal-hal buruk. Pada saat inilah tubuh manusia sudah terbagi dua yaitu Butha Angga dan Manusa Angga. Penggunaan umpal diikat menggunakan simpul hidup di sebelah kanan sebagai symbol pengendalian emosi dan menyama. Pada saat putra memakai baju, umpal harus terlihat sedikit agar kita pada saat kondisi apapun siap memegang teguh dharma. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan baju (kwaca) dengan syarat bersih, rapi dan sopan. Baju pada busana adat terus berubah-rubah sesuai dengan perkembangan. Pada saat ke pura kita harus menunjukkan rasa syukur kita, rasa syukur tersebut diwujudkan dengan memperindah diri. Jadi, pada bagian baju sebenarnya tidak ada patokan yang pasti. Kemudian dilanjutkan dengan penggunakan udeng (destar). Udeng secara umum dibagi tiga yaitu udeng jejateran (udeng untuk persembahyangan), udeng dara kepak (dipakai oleh raja), udeng beblatukan (dipakai oleh pemangku). Pada udeng jejateran menggunakan simpul hidup di depan, disela-sela mata. Sebagai lambing cundamani atau mata ketiga. Juga sebagi lambang pemusatan pikiran. Dengan ujung menghadap keatas sebagai symbol penghormatan pada Sang Hyang Aji Akasa. Udeng jejateran memiliki dua bebidakan yaitu sebelah kanan lebih tinggi, dan sbelah kiri lebih rendah yang berarti kita harus mengutamakan Dharma. Bebidakan yang dikiri symbol Dewa Brahma, yang kanan symbol Dewa Siwa, dan simpul hidup melambangkan Dewa Wisnu Pada udeng jejateran bagian atas kepala atau rambut tidak tertutupi yang berarti kita masih brahmacari dah masih meminta. Sedangkan pada udeng dara kepak, masih ada bebidakan tepai ada tambahan penutup kepala yang berarti symbol pemimpin yang selalu melindungi masyarakatnya dan pemusatan kecerdasan. Sedangkan pada udeng beblatukan tidak ada bebidakan, hanya ada penutup kepala dan simpulnya di blakan dengan diikat kebawah sebagai symbol lebih mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

v  Busana adat ke Pura untuk putri

Sama seperti busana adat putra, pertama diawali dengan menggunakan kamen. Lipatan kain/kamen melingkar dari kanan ke kiri karena sesuai dengan konsep sakti. Putri sebagai sakti bertugas menjaga agar si laki-laki tidak melenceng dari ajaran dharma. Tinggi kamen putri kira-kira setelapak tangan karena pekerjaan putri sebagai sakti itu sangat banyak jadi putri melangkah lebih pendek. Setelah menggunakan kamen untuk putri memakai bulang yang berfungsi untuk menjaga rahim, dan mengendalikan emosi. Pada putri menggunakan selendang/senteng dikiat menggunakan simpul hidup di kiri yang berarti sebagai sakti dan mebraya. Putri memakai selendang di luar, tidak tertutupi oleh baju, agar selalu siap membenahi putra pada saat melenceng dari ajaran dharma. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan baju (kebaya) dengan syarat bersih, rapi, dan sopan. Penggunaannya sama seperti baju pada putra. Kemudian dilanjutkan dengan menghias rambut. Pada putri rambut dihias dengan pepusungan. Secara umum ada tiga pusungan yaitu pusung gonjer untuk putri yang masih lajang/belum menikah sebagai lambang putri tersebut masih bebas memilih dan dipih pasangannya. Pusung gonjer dibuat dengan cara rambut di lipat sebagian dan sebagian lagi di gerai. Pusung gonjer juga sebagai symbol keindahan sebagai mahkota dan sebagai stana Tri Murti. Yang kedua adalah pusung tagel adalah untuk putri yang sudah menikah. Dan yang ketiga adalah pusung podgala/pusung kekupu. Biasanya dipakai pleh peranda istri. Ada tiga bunga yang di pakai yaitu cempaka putih, cempaka kuning, sandat sebagai lambing dewa Tri Murti.


Dari uraian diatas, saat kita berhubungan dengan Tuhan yang kita mulai dari bawah. Kita rapikan dan kendalikan dahulu dari bawah lalu keatas. Nah itulah tahapan-tahapan kita dalam menggunakan busana adat. Dengan mebaca uraian diatas hendaknya kita bisa mewujudkan hal itu. Karena jika kita sudah memahami yang benar dan tidak melaksakannya kita akan berdosa. Dan jika anda tahu salah dan tidak memperbaikinya dosanya akan bertambah besar.  Dengan memahami busana adat ke pura, setidaknya kita bisa menjadi umat Hindu yang baik. Uraian diatas silahkan ditiru atau tidak karena agama tidak pernah memaksaan umatnya. Sekarang silahkan turuti kata hati anda. Trima kasih.



Kamis, 02 Januari 2014

KEBAYA BALI

Menjual berbagai jenis kebaya, kemeja modifikasi endek, kemeja batik, serta accecoris, more info 29eeeff6

Kemeja Modifikasi endek terbuat dari kain katun halus di modifikasi dengan endek berkualitas yang tidak luntur, sehingga tidak merusak kain induk, sangat cocok dipakai untuk sembahyang. harga IDR 120.000

Kemeja Batik Berkualitas, kain semi sutra dengan design selalu limited, hanya dibuat 4-12/ design.
harga IDR 120.000

Kebaya Fullkerawang fullcolor ini berbahan dasar sifon cref yang dibordir fullbody
dengan berbagai warna menarik, harga IDR 350.000

Kebaya Fullkerawang Motif Rose Lengkung, terbuat dari kain sutra cref, halus dan lembut, harga IDR 370.000